Minggu, 12 Agustus 2018

Mama-mama Papua dan cara mereka berkerja

Mama-mama Papua
(Tulisan lama) 😔
Potret kesusahan ibu-ibu di Jawa selalu lebih menyedihkan dari kami berkat bahasa-bahasa manis dan kata-kata indah yang dipoles oleh wartawan maupun host yang tersebar di televisi dan koran-koran sehingga seolah-olah hidup mereka yang paling susah. Kita Mama-mama Dipapua lebih sering diisukan dengan daerah konflik, daerah kaya,daerah indah, surga kecil tapi lihat dan perhatikan baik-baik, sebenarnya siapa yang menikmati kekayaan itu, siapa memanfaatkan isu politik, siapa yang memanfaatkan keindahan alam papua.
Kami Mama-mama Papua ini jalan naik-turun gunung, dayung cari ikan lawan arus laut dan sungai,lewati semak-semak penuh belukar untuk ambil dan bawa sagu,bawa barang jualan yang jauh dari pasar beserta anak di atas kepala didalam noken, sehingga hampir di berbagai daerah Dipapua ini punya kesusahan masing-masing tergantung jenis makanan yang mereka peroleh dari alam tapi kami ini tidak pernah diliput karena menurut mereka kita sudah cukup punya tanah yang kaya/surga kecil yang selalu menghasilkan uang yang cukup buat kita.
Mereka tidak tauh kesusahan apa yang kita hadapi, kita sudah jalan jauh-jauh bawah jualan itupun di beberapa pasar di Papua kadang-kadang harus berebut tempat jualan dengan ibu-ibu lainnya sementara yang tidak kami sadari masyarakat dan ibu-ibu pendatang punya tempat yang lebih layak dibanding kita disamping tempat kita jualan.
Tapi itulah kita tidak akan pernah dilihat menderita karena daerah kita ini sudah dianggap sebagai daerah konflik Papua Merdeka, daerah terkaya di-Indonesia, daerah yang dianggap sebagai surga kecil yang jatuh sehingga tidak pernah diliput ibu-ibu yang berjuang mati-matian untuk mencari nafkah
setiap harinya.
Penulis: Penison wenda

Tidak ada komentar: